Petang di Kampung Damai
Kembali kutulis sajak
Tentang perjumpaan sekaligus perpisahan
Antara gulita dan benderang
Yang sering kali aku sebut senja
Ku temukan dirimu
Bersama guratan awan jingga
Berserakan sepanjang atap kehidupan
Berada nun jauh searah kiblat
Kau yang ku namai senja
Yang tak pernah terjangkau ujung rel kereta
Saat ku pandangi rangkaian gerbong
Memoar yang melaju kencang
Menuju peraduan matahari
Komentar
Posting Komentar