Ibuku


Ibuku adalah seorang pelukis 
Dengan kuasnya yang tajam dia lukis seikat bayam 
Berlatar penggorengan 
Diwarnai dengan sedikit gula garam 
Disuwuk, jadilah makanan. 

Dia juga seorang penyair  
Aku suka tertangis-tangis mendengarnya  
Walaupun kemudian dia dekap aku 
Dan kami menangis sekaligus tertawa. 

Suatu ketika, ia membacakan sebuah syair untukku 

Wahai anakku, ibumu tidak akan selamanya muda 
Kini, untuk sekadar menggendongmu saja  
Punggung ibu, rasanya sudah tak mampu 

Kau sekarang tidak perlu lagi 
Memohon-mohon untuk diizinkan pergi 
Kau laki-laki,  
kau pegang takdirmu sendiri 

Kelak, kau akan bertemu banyak hal 
Yang bisa kau terima, atau mungkin kau tolak dan kau sangkal 
Dan segala hal yang berjodoh dalam kehidupan 
Baik buruk, cinta benci, pujian dan cemoohan 
Kau laki-laki, 
Pantang berkecil hati. 

Silakan kau pergi, aku tidak akan melarang, 
Yang jelas, aku akan selalu menyambutmu ketika pulang 
Menyeduhkan segelas susu, atau mungkin kopi? 
Entahlah, baiknya, kau seduhlah sendiri 
Kau laki-laki, 
Mungkin suka kopi. 


Seperti bapakmu. 





16 july,2019 

Komentar